Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2014

Perangkat Keras Untuk Bermain Saham

Gambar
Salah satu hal yang membedakan profesional dan non-profesional —selain keahlian (skill) —adalah alat kerja (tools) yang digunakan individu tersebut. Memiliki kamera canggih tidak serta-merta menjadikan si pemilik sebagai fotografer profesional. Tapi rasa-rasanya sih tidak ada orang yang mau membayar mahal fotografer yang hanya berbekal kamera handphone. Memang, alat tidak membuat seseorang menjadi profesional; tapi tanpa alat yang memadai seorang profesional sulit melakukan pekerjaannya dengan optimal. Pertanyaannya: alat apa yang diperlukan untuk bermain saham? Alat utama yang diperlukan pemain saham adalah monitor untuk memantau harga saham. Monitor ini bisa monitor komputer, tablet (iPad), handphone (smartphone).  Nah, kalau anda pemain saham non-profesional, memantau harga saham di handphone mungkin sudah memadai. Bagaimana dengan pemain saham profesional? Apakah cukup memantau harga saham hanya melalui smartphone? Saya sebagai pemain saham profesional hampir tidak pernah...

Dampak Perubahan Satuan Lot & Fraksi Harga Saham (Bagian 3 - Tamat)

Pos ini adalah lanjutan dari pos " Dampak Perubahan Satuan Lot & Fraksi Harga Saham (Bagian 2)." Untuk membaca pos ini dari awal, silahkan klik di sini "Dampak Perubahan Satuan Lot & Fraksi Harga Saham (Bagian 1)." Aksi bandar apa saja yang terganggu perubahan fraksi harga saham? Kalau anda sering memperhatikan "live trading", anda tahu bahwa ada bandar-bandar saham tertentu yang hobi tempel-cabut Bid/Offer. Nah, praktek tempel-cabut Bid/Offer ini termasuk aksi yang terganggu oleh perubahan fraksi harga. Apa itu aksi tempel-cabut Bid/Offer? Dan mengapa perubahan fraksi harga mengganggu praktek ini? Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat ilustrasi berikut. Kalau anda sering memperhatikan order book Bid/Offer saham Suparma (SPMA) anda tahu bahwa pada kondisi normal, Bid dan Offer SPMA di setiap fraksi harga (lama ataupun baru) hanya ada beberapa ratus lot. Tapi ada saat-saat tertentu — ketika bandar hendak "menggoreng" saham tersebut — tiba...

Resiko & Masalah "Value Investing" Bagi Pemula

Anda baru saja selesai membaca buku tentang Warren Buffet, tentang bagaimana ia menjadi salah satu investor terkaya di dunia karena menerapkan investasi jangka panjang "value investing." Terinspirasi buku tersebut, anda memutuskan untuk mengikuti jejak Warren Buffet menjadi "value investor". Mulailah anda menyelami analisa fundamental untuk mencari saham yang value/nilai-nya murah. (Silahkan baca pos "Apa Inti Analisa Fundamental." ) Anda mengumpulkan data-data perusahaan, membaca laporan keuangan, menghitung rasio finansial. Setelah 3 bulan kurang tidur melakukan semua hal ini, anda menemukan saham PT Bagus Murah (kode saham PTBM) seharga Rp 2000 per lembar yang menurut anda memenuhi kriteria "value investing." Keesokan harinya, anda memasukkan order untuk membeli saham PTBM di harga 1950. Sebelum sesi perdagangan selesai, order beli anda terlaksana. "Ah, PTBM," pikir anda, "engkau adalah langkah pertamaku untuk menjadi Warren...