Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Fondasi Psikologi Trading/Main Saham

Gambar
Kalau anda ingin belajar tentang psikologi main saham, saya anjurkan anda untuk membaca buku Trading in the Zone karya Mark Douglas. Figure 1. Sampul Buku Mark Douglas "Trading in the Zone" Setelah membaca dan memahami materi buku tersebut, saya lebih disiplin dalam bermain saham. Pada saat yang bersamaan, tingkat stress saya juga berkurang. [Catatan: materi Trading in the Zone BUKAN sesuatu yang mudah dimengerti. Saya baru mulai mengerti penjelasan Mark Douglas setelah mengulang membaca buku tersebut beberapa kali.] Salah satu poin terpenting buku tersebut adalah bahwa "a probalistic mind-set pertaining to trading consists of five fundamental truths." (dalam bahasa Indonesia bunyinya kira-kira begini: "pandangan probabilistik mengenai trading terdiri dari lima kebenaran fundamental.") Saking pentingnya "lima kebenaran fundamental," saya menulis hal tersebut di secarik kartu dan membacanya SETIAP PAGI sebelum saya mulai trading saham. Lima...

Pilih Mana: Beli Saham Yang Lagi Naik atau Lagi Turun?

Di bulan Agustus 2015 saya men-survey pembaca blog ini dengan pertanyaan berikut: Pilih Mana: 1. Beli saham yang lagi naik. 2. Beli saham yang lagi turun. 3. Beli saham yang tidak-naik-tidak-turun. Total 161 suara masuk (terima kasih untuk semua yang meluangkan waktu memilih) dengan hasil sebagai berikut: 42% (68 suara) memilih beli saham yang lagi naik 53% (85 suara) memilih beli saham yang lagi turun 5% (8 suara) memilih beli saham yang tidak-naik-tidak-turun Terus terang, saya sedikit terkejut dengan hasil ini. Sebelum melakukan survey, saya berasumsi bahwa mayoritas mutlak (75% atau lebih) pemain saham lebih suka membeli saham yang lagi turun. Mengapa saya berasumsi begitu? Karena selama ini, HAMPIR SEMUA pembaca blog yang bertanya dan mayoritas orang yang saya kenal lebih tertarik membeli saham yang lagi turun. (Ini mungkin karena manusia pada umumnya mengidentikkan harga turun sebagai "murah.") Tapi rupa-rupanya asumsi saya salah. Ternyata banyak juga orang yang tidak t...