NIlai Intrinsik Versi Lo Kheng Hong




Nama Lo Kheng Hong tentu sudah tidak asing lagi di telinga teman teman yang berkecimpung di dunia pasar modal. Investor yang menganut filosofi value investing ini disebut sebut sebagai Warren Buffetnya Indonesia. Ini tidak terlepas dari kesuksesannya meraih profit ratusan hingga ribuan persen dalam 1 saham.

Salah satu investasinya yang paling fantastis adalah di PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk, salah satu perusahaan yang bergerak dibidang  ternak ayam. Pada tahun 2005 beliau membeli perusahaan dengan kode saham MBAI ini diharga Rp 250 per saham dan baru menjualnya di tahun  2011 ketika harga sahamnya menyentuh harga Rp 31.500 per lembar. Capital gain yang diperoleh mencapai 12.500% belum termasuk deviden. Bila kita investasikan uang 1juta rupiah pada waktu yang bersamaan maka nilai investasi kita akan menjadi 126 juta. Ketika itu Lo kheng Hong memiliki 8,28 saham MBAI. Bisa dibayangkan seberapa besar profit yang diterima.

Kesuksesan demi kesuksesan yang beliau capai, mendorong penulis untuk menggali kiat-kiat sukses dalam investasinya. Salah satunya adalah bagaimana cara menentukan nilai intrinsik saham perusahaan. bagaimana menentukan suatu saham sedang dihargai murah atau mahal.

Investor sesukses Lo Kheng Hong memilih menggunakan metode yang cukup sederhana untuk menilai apakah saham perusahaan sedang mahal atau murah.  Rasio yang digunakan adalah Price Earning Ratio atau dalam bahasa Indonesia, Perbandingan harga dengan laba perusahaan. ini menjawab kenapa beliau bisa memperoleh capital gain yang sangat tinggi. Ratio ini memungkinkan ketika laba perusahaan meningkat maka PERnya tentukan akan mengikuti perkembangan laba dan harga sahamnya. Ketika harga
saham diikuti dengan kenaikan laba yang sama maka PERnya akan tetap.

Menurutnya Rata-rata Price Earning Ratio perusahaan di Bursa Efek Indonesia adalah 15x. Maka apabila perusahaan memiliki PER di bawah itu bisa dikatakan murah begitu juga sebaliknya perusahaan dikatakan mahal ketika PERnya diatas 15x. Namun perlu dipahami ratio diatas hanya membantu menentukan mahal atau murahnya suatu saham. Bukan berarti setiap saham murah layak untuk dibeli, harus dibedakan antara saham murahan dengan saham berkualitas yang dihargai murah dengan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TTM YTD dan Annualized Pada Laporan Keuangan

Analisis Fundamental Top Down Apporoach

Gambaran Umum Laporan Laba Rugi atau Income Statement