Rugi Main Saham Salah Siapa?
Never blame anyone in your life...
Good people give you happiness,
Bad people give you experiences,
The worst people give you a lesson,
& the best people give you memories!
by Jo Moulton
---###$$$###---
Salah siapa anda rugi main saham?
Apakah salah market/pasar?
Apakah salah bandar?
Apakah salah anda?
Nah, rugi main saham adalah hal yang biasa. Tidak ada orang yang tidak pernah rugi main saham. Orang yang mengaku tidak pernah rugi main saham adalah orang yang belum merealisasikan ruginya, bukan tidak pernah rugi.
Jadi, kalau anda rugi dalam batas-batas wajar (sampai 10% dari total modal anda), kerugian ini belum tentu adalah salah anda. Bisa saja karena market/pasar tidak mendukung. Bisa juga karena anda dikerjai bandar.
Sekarang saya ganti pertanyaannya menjadi: Salah siapa anda rugi BESAR main saham?
Apakah salah market/pasar?
Apakah salah bandar?
Apakah salah anda?
Rugi main saham (relatif kecil) belum tentu adalah salah anda. Tapi rugi BESAR main saham (hampir pasti) adalah salah anda.
Mengapa?
Karena rugi besar biasanya berawal dari rugi relatif kecil. Saat rugi masih relatif kecil, biasanya anda biarkan saham tersebut (tidak mau cut-loss) dengan harapan saham akan berbalik naik dan rugi berubah menjadi untung.
Masalahnya, yang lebih sering terjadi adalah saham yang sudah turun akan berlanjut turun lebih dalam mengakibatkan kerugian anda semakin besar. Semakin besar kerugian, semakin anda tidak rela cut-loss. Semakin tidak rela cut-loss, biasanya semakin dalam lagi turunnya saham tersebut.
Yang lebih parah: setelah saham turun banyak, anda membeli lagi saham turun tersebut di harga lebih murah (average down). Lalu saham masih terus turun mengakibatkan membalonnya kerugian.
Kalau saja anda sudah cut-loss saat rugi 5-10%, anda tidak akan "nyangkut" dengan saham yang potensi ruginya 30%, 40%, 60%, bahkan 90%.
Jadi, mohon diingat: rugi main saham adalah hal biasa dan belum tentu salah anda. Tapi kalau anda rugi BESAR main saham, jangan salahkan pasar/market. Jangan salahkan bandar. Jangan salahkan nasib. Silahkan bercermin dan salahkan diri anda sendiri.
Pos-pos yang berhubungan:
[Pos ini ©2022 oleh Anonim terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]
Komentar
Posting Komentar