Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2020

Modal Awal Main Saham

Gambar
Gerald Loeb menyarankan pemula agar memulai main saham dengan modal kecil relatif terhadap total modal yang dimiliki. Tulis Gerald Loeb: I suggest that at the start the size of commitments in one sense be kept small—that is, the relationship of funds employed to total capital. Artinya, kalau anda punya total uang investasi Rp 100 juta, jangan langsung cemplungkan Rp 100 juta untuk main saham. Mulailah dulu dengan Rp 10 juta, atau Rp 5 juta, atau bahkan Rp 1 juta. Dan yang paling penting, JANGAN belajar main saham dengan duit pinjaman. Jangan. Jangan. JANGAN. Artinya juga, JANGAN pakai fasilitas margin (pinjam uang) dari broker anda. Belajar main saham boleh dilakukan hanya kalau anda punya uang "lebih." Kalau belum punya uang "lebih," jangan mulai main saham. Setelah berpengalaman main saham 1-2 tahun dan sudah konsisten tidak rugi banyak, silahkan tambahkan modal anda secara bertahap. Pos-pos yang berhubungan: Berapa Sebaiknya Modal Awal Main Saham? [Pos ini © 2020

Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD

Gambar
Setelah beberapa tahun mendengar istilah HMETD, hari ini penulis memutuskan untuk menggali lebih dalam segala sesuatu tentang hak untuk memesan efek terlebih dahulu. Menurut OJK HMETD adalah hak yang melekat pada saham yang memberikan kesempatan pemegang saham yang bersangkutan untuk membeli saham dan/atau Efek Bersifat Ekuitas lainnya baik yang dapat dikonversikan menjadi saham atau yang memberikan hak untuk membeli saham, sebelum ditawarkan kepada Pihak lain. Masih Bingung? Menurut pemahaman penulis HMETD adalah hak yang diberikan kepada investor sebagai pemegang saham untuk membeli saham terlebih dahulu, sebelum dijual ke pihak lain. Kita ambil contoh  Andi adalah pemegang saham ABCD. Nah di tahun 2020 ternyata emiten ini ingin menambahkan modal perusahaan dengan menerbitkan 4 miliar lembar saham baru, maka 5 miliar ini tidak akan langsung dijual ke publik, melainkan di tawarkan ke andi terlebih dahulu. Perusahaan yang telah IPO bila ingin menambah modalnya melalui pernerbitan sah

Belajar dari Anuual Letter Warren Buffet 1957

Gambar
Bermodalkan US$ 105,100 yang diperoleh dari keluarga dan teman dekatnya. Pada tahun 1956, diusianya yang baru 25 tahun, Warren Buffet muda mendirikan parthnership untuk pertama kalinya. Sejak saat itu, setiap tahunnya dia selalu menyempatkan diri untuk menulis annual letter untuk partner (investornya). Annual Letter ini tentu menggambarkan filosofi dan pandangnya tentang bursa saham amerika ketika itu. Disini penulis mencoba mengambil poin-poin penting yang mungkin bisa bermanfaat bagi kita yang sedang berinvestasi sahamdi indonesia. Telah 63 tahun berlalu, saat annual letter ini di terbitkan. Mungkin anda berpikir tulisan ini sudah tidak relevan dengan kondisi bursa saat ini. Namun taukah anda, bahwa bursa amerika didirikan tahun 1842 atau berusia 115 tahun saat itu. Bursa indonesia didirikan tahun 1912 atau 107 tahun yang lalu Jadi menurut pandangan penulis, kondisi bursa kita saat ini, masih bisa disamakan dengan kondisi  bursa amerika tahun 1957. Berikut adalah poin poin penting ya

Analisis Bisnis Saham ASII Astra Internasional

Gambar
PT Astra Internasional didirikan di jakarta pada tahun 1957 sebagai sebuah perusahaan perdagangan umum. Seiring denga kemajuan usaha dan rencana ekspansi, pada tahun 1990 perusahaan memutuskan untuk melakukan penawaran umum perdana ( IPO ) di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham ASII. Hingga laporan tahunan terakhirnya, dengan dukungan 226.000 karyawan, astra telah memiliki aset 351 Triliun, pendapatan bersih 237 triliun dan mengembangkan bisnisnya hhingga menjadi 7 segmen usaha. Terdiri dari : Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat, Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik, Teknologi Informasi dan Properti. Segmen Usaha Otomotif Segmen usaha otomotif terus memberikan kontribusi terbesar terhadap total pendapatan ASII dengan porsi 44%. Pendapatan bersih di segmen ini tercatat sebesar 103,3 Triliun dan berhasil membukukan laba bersih sebesar 8,4 Triliun. Produk dan Jasa Kendaraan Roda empat, Toyota, Lexus, Daehatsu, Isuzu, UD Trucks, Peugeot Kendaraan Roda 2, Honda Komponen, PtAstra Otopar

KPMM CKPN dan NIM Saham Bank

Gambar
Perusahaan yang bergerak di sektor finance khususnya perbankan, memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Sehingga ada rasio tambahan untuk menganalisis kondisi fundamentalnya. Contohnya,  anda akan kesulitan menemukan emiten Perbankan  dengan Debt To Equity Ratio (DER) di bawah 100%, atau dengan kata lain ekuitasnya lebih besar dari hutangnya. Bila diperhatikan, hampir semua emiten perbankan memiliki hutang yang jauh lebih besar dari ekuitas yang dimilikinya. Mengapa demikian? Karena tabungan, deposito dan giro yang diterima dicatat sebagai hutang, Sehingga penggunaan Debt To Equity ratio (DER) kurang efektif untuk menganalisis emiten bank. Berikut rasio tambahan yang biasanya penulis gunakan untuk menganalisis fundamental saham bank. Untuk lebih mudahnya kita akan menganalisis saham Bank BNI  (BBNI ). Kewajiban Penyediaan Modal Minumum (KPMM) atau dalam bahasa inggris Capital Adequacy Ratio (CAR) .  Kemampuan Bank untuk mengatasi kemungkinan risiko